About Me

Foto saya
Rain City, West Java, Indonesia
Aku adalah kunang-kunang Dalam gelap aku terbang, dalam gelap aku terang Dan jadilah kau senja. Karena gelap kau ada, karena gelap kau indah. Aku hanyalah kunang-kunang dan engkau hanyalah senja. Saat gelap kita berbagi. Saat gelap kita abadi.

Rabu, 29 Desember 2010

Testimoni Kawan Lama

Kita sering merasa suka atau jatuh cinta pada seseorang.  Meskipun sering, tapi kita suka dan jatuh cinta dengan alasan dan cara yang berbeda pada tiap orang.

Ada yang lama ada yang sebentar
Ada yang dalam ada yang dangkal
Ada yang membekas ada juga yang cuma selewat
Ada yang disadari ada yang nggak
Ada yang sekedar kagum ada yang sayang banget
Beberapa dengan alasan, sebagian lain nggak
Ada yang kita mengerti ada juga yang nggak
Banyak yang tulus, tapi nggak sedikit yang cuma ngejar kepuasan batin semata
Ada yang serius ada yang sekedar main-main
Ada juga yang hanya menganggap perasaan itu sebagai kompensasi untuk hati yang sedang sakit atau kecewa


Efek dari perasaan itu juga beragam.  Seneng, sedih, sakit...
Seringnya bikin kita tersenyum, tertawa, menangis...
Tapi tak jarang membuat kita berfikir, bahkan ngerasa emosi nggak jelas

Lebih jauh lagi perasaan itu bikin kita merasa tenang, nyaman, pokoknya everything is so fine.  Tapi bisa juga bikin kita bimbang, resah, bahkan berpaling dari prinsip dan komitmen kita maupun kebenaran yang ada dan bersifat hakiki di dunia ini.
Bisa juga menuntun kita untuk berani lalu maju dan menjadi kuat, atau...
malah membuat kita terpukul dan mundur karena takut lalu tinggallah sesal yang ada



Ada dua sikap yang diambil kebanyakan orang ketika mereka berhadapan dengan perasaan ini.  Menyimpan, atau mengungkapakan.

Kita mulai dengan MENYIMPAN

Ketika kita memutuskan untuk menyimpan, selalu ada ganjalan yang dirasakan.  Tapi di saat-saat itu kita lebih tahu sejauh mana kita suka atau sjatuh cinta terhadap seseorang.  Karena saat kita memutuskan untuk menyimpan, hal-hal yang dapat kita lakukan hanyalah  :

1.  Menikmati rasanya mengagumi si dia tanpa diketahui banyak orang
2.  Merasakan rasa-rasa aneh lainnya di mana hanya kita yang tahu rasanya
3.  Mendoakan kebaikan-kebaikan untuk si dia kalo emang mau
4.  Kesel terus nyumpah-nyumpah sendiri nggak jelas kalo cemburu
5.  Sedih sendirian kalo kecewa

Semua itu sensasi yang kita rasain kalo kita memilih untuk menyimpan perasaan itu untuk diri kita sendiri atau membaginya sedikit dengan saru atau dua orang yang kita percaya.  Dan mungkin masih banyak lagi sensasi tak trerjabarkan yang bakalan kita rasain saat kita memilih tindakan ini.

Lalu yang kedua, MENGUNGKAPKAN

Selalu ada 2 konsekuensi untuk sebuah pengakuan perasaan yang semacam ini.  Sebuah penerimaan atau penolakan.  Kata "ya" atau "tidak".  Dan yang selanjutnya terjadi adalah sikap kita atas hasil yang kita peroleh.
Jalan ini dinilai lebih ksatria oleh sebagian orang dan mereka yang memilih jalan ini bisa berpuas hati karena merasa barhasil mencapai suatu keadaan yang dinamakan "lega".

Pilihan untuk menyikapi perasaan ini adalah kebebasan dengan konsekuensi berbeda berdasarkan kemampuan dan pertimbangan masing-masing orang.  Ketika seseorang memilih, mungkin itu yang sementara terbaik buat dia.  Dan tentunya dia siap dengan segala konsekuensi yang harus diterima..

Memang cinta itu sebuah fitrah untuk melengkapi hidup manusia.  Tapi pada hakikatnya, cinta yang hakiki itu cuma milik Allah.  Cinta yang melebihi segala-galanya.  Yang membuat kita berani berjanji, bersumpah dan berkomitmen.  Cintanya Allah juga nggak pernah bertepuk sebelah tangan karena Ia Maha Adil.  Batasannya juga jelas, pahala dan dosa, surga atau neraka.  Yang dapat dibuktikan dan diraih dengan KETAATAN.

"Bagi seorang anak, surganya ada di telapak kaki ibunya dan ridha Allah ada pada keridhaan orang tuanya.  Bagi seorang istri, surganya ada dalam ketaatan pada suaminya, dan ridha Allah ada pada keridhaan suaminya.  Bagi seorang suami, surganya ada di dalam ketaatan kepada Allah dan Rasulnya.  Dan yang paling lembut pada istri dan keluarganya"

Hanya saja seringkali kita hanya berfikir soal fakta, dengan nafsu kita yang sesaat dengan mengatasnamakakan perasaan, masalah hati dan kebebasan.  Yang sesungguhnya kebebasan kita dimintai pertanggung jawaban sama Allah, hati kita juga punya hak untuk dijaga kesuciannya.  Sehingga seharusnya kita selalu belajar dan berusaha mengontrol perasaan yang kita miliki.

"Sesungguhnya yang baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah, tetapi yang baik menurut Allah pasti baik untuk kita"