About Me

Foto saya
Rain City, West Java, Indonesia
Aku adalah kunang-kunang Dalam gelap aku terbang, dalam gelap aku terang Dan jadilah kau senja. Karena gelap kau ada, karena gelap kau indah. Aku hanyalah kunang-kunang dan engkau hanyalah senja. Saat gelap kita berbagi. Saat gelap kita abadi.

Jumat, 28 Oktober 2011

Cerita Blogger 1


Lo pernah nggak sih ngerasa bener bener diharapkan sama seseorang?

Sedangkan lo enggan didapetin sama dia karena ngerasa sekarang bukan saat yang tepat buat dia ngedapetin lo.

Dan karena kenangan masa lalu yang nggak mau lo ulang lagi, akhirnya lo memutuskan untuk mengatakan “ya” sama si dia.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Seiring jalannya waktu, lo berusaha mati-matian menghilangkan kecanggungan lo untuk bicara dengan bahasa yang tadinya gue lo menjadi aku kamu.

Dengan diwarnai beberapa adu argumen dan perang antara hati dan akal sehat, akhirnya lo berhasil juga mengatakan bahasa terberat yang berbunyi “sayang” yang selama ini cuma ingin lo tunjukin sama keluarga dan pendamping hidup lo aja.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tapi kemudian…

Ada saat saat di mana lo harus membagi diri lo yang kelelahan untuk memperhatikan dia secara lebih.

Tapi di saat yang lain lo selalu ngerasa dia hilang ketika lo bener-bener membutuhkan dia untuk bersama menghadapi situasi yang sulit.

Dan parahnya lagi lo cuma bisa diam, nyimpen semuanya sendirian, dan tiba-tiba nangis nggak jelas.

Untuk pertama kalinya di hari ulang tahun lo, temen-temen lo ngucapin selamat secara langsung.  Sesuatu yang nggak pernah lo dapetin selama SMA karena tiap lo ulang tahun selalu bertepatan sama libur lebaran.

Tapi ucapan dari dia yang sangat lo harapkan nggak pernah terucap, bahkan lewat sms sekalipun.  Dan parahnya, di hari yang seharusnya lo bahagia, dia justru datang dengan badmood beserta unek-uneknya.  Meminta waktu lo lagi buat dia.

Mau nggak mau lo menyediakan waktu buat meredakan suasana hatinya.  Berkorban lagi dengan perasaan lo yang baru ngerasa kehilangan perhatian sederhana yang menurut lo sangat berharga.

Tapi lo cuma membatin, “Mungkin ini balesan karena kemarin membuat dia marah dan kecewa dengan keegoisan dan kebodohan gue”.

Ketika hampir tiba hari ulang tahun dia, rencana lo buat dia gagal total, bahkan hadiah yang udah lo rencanain berminggu sebelumnya malah berantakan.

Akhirnya dengan terpaksa lo cuma bisa ngucapin selamat ulang tahun lewat sms.  Sambil berharap lo nggak keduluan orang lain buat jadi orang pertama yang ngucapin selamat ke dia.

Meskipun tadinya akal sehat lo sambil memaki berasumsi, “Ngapain lo bangun tengah malem cuma buat ngasih ucapan yang dia juga nggak ucapin ke lo?”.

Tapi hati kecil lo berkata lain, “Karena gue ngerasa sakit waktu itu, makanya gue nggak mau melakukan hal yang sama ke dia”.

Pernah suatu ketika lo marah sama semua yang ada di sekitar lo.

Ketika lo pengen banget melupakan semuanya sebentar saja dengan dia, lo justru dibuat sakit dengan jawaban dia atas permintaan lo.

Entah kenapa saat itu lo nggak bisa nutupin emosi lo, dan akhirnya lo ngejutekin dia.

Parahnya lagi, lo dan dia memulai pembicaraan lagi karena dia salah kirim sms.  Buat yang pertama kali dia salah kirim sms dan dalam kondisi lo saat itu, lo cemburu parah dan memutuskan buat terus-terusan jutek aja sama dia.

Kadang lo ngerti dia sibuk, tapi nggak tau kenapa lo kehilangan kedewasaan lo buat mengerti dia.

Hati kecil lo perlahan mulai egois dan ingin dia kayak dulu lagi, sering merhatiin lo.

Padahal lo sadar kalau lo ga bisa menuntut dia buat begitu.  Karena lo ngerasa dia nggak pernah nuntut lo buat begitu ke dia.  Yang lo tau selama ini dia cuma pengen diperhatiin secara lebih sama lo.   Tapi dia nggak pernah menjadi posesif terhadap diri lo.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Di saat itu lo mulai mempertanyakan usaha lo buat mempertahankan sikap dewasa dalam menghadapi segala sesuatu.  Di mana menurut sebagian orang selama ini hal itu selalu mendominasi diri lo.  Yang nggak tau kenapa perlahan luntur ketika menghadapi dia.

Dan akhirnya lo mendapati kekeliruan dalam diri lo.  Ternyata lo belum bisa berkomunikasi secara dewasa di depan dia.

Mungkin karena kecanggungan lo di depan dia belum hilang sepenuhnya.  Atau justru karena lo terlalu ingin memenangkan situasi yang lo anggap bisa sebagai jalan buat nutupin emosi lo di depan dia.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ternyata…

Semua butuh proses untuk saling menyesuaikan.

Nggak ada proses yang sebentar.  Karena setiap orang memang harus jalan pelan-pelan, termasuk diri lo juga.  Supaya lo bisa belajar dari kesalahan-kesalahan lo.

Hingga akhirnya lo bisa melewati keadaan-keadaan buruk dengan tulus dan lapang dada.